Sunday, July 07, 2013

Ibu dalam Diriku: Antologi Cerita


Semua diawali dari sebuah obrolan ringan penuh canda tawa. Kira-kira bulan Januari lalu, novelis Nora Umres, agitator & grafolog Aulia A. Muhammad, cerpenis Catastrova Prima, dan aku nongkrong di beranda belakang kantor LeSPI (Lembaga Studi Pers & Informasi) di bilangan Murbei Timur, Srondol, Semarang. Awalnya diskusi berkisar antara MU, Chelsea, dan kondisi sosial politik terkini, sebelum kemudian merambat ke soal proyek.

Macam-macam ide bermunculan, dan yang langsung dieksekusi adalah membentuk grup khusus Linikreatif Reading & Writing GOLD yang merupakan versi berbayar dari Linikreatif Reading & Writing (biasa disingkat LKW). Dan proyek besar pertama dari grup khusus ini adalah membuat kumpulan cerpen bertema ibu—rencana semula akan dirilis bertepatan dengan Hari Kartini 21 April.

(Proyek lain adalah membuat apa yang sekarang menjadi acara Ruang Cinta di Cakra Semarang TV tiap Sabtu pukul 21.30 WIB)

Begitu LKW GOLD dirilis dan pendaftar bermunculan, pengumuman kumcer ibu pun digulirkan. Tema (dan sekaligus yang akan menjadi judul buku antologinya) yang disajikan adalah Ibu dalam Diriku, berisi cerita-cerita bergenre bebas yang mengungkap arti seorang ibu bagi diri kita masing-masing. Yang boleh ikut hanya member Gold, dan mendapat banyak keistimewaan dibanding anggota LKW yang “free version”.

Salah satu keistimewaan yang didapat adalah analisis cerpen di halaman grup di Facebook. Draf cerpen awal yang dikirim lalu diulas oleh anggota dewan redaksi yang terdiri atas Kak Nora, Aulia, dan aku. Versi revisi dari hasil pembedahan online itu menjadi draf akhir yang masuk tahap editing, yang dikerjakan oleh editor kenamaan Budi Maryono.

Setelah diseleksi, terpilih 13 cerpen yang akan masuk buku antologi. Ketiga belas cerpen terpilih ini kemudian maju ke babak bedah kopdar, digelar di Terracotta Cafe, Jl. Veteran nomor 48, Semarang, Minggu 14 April 2013 lalu. Di sana, para pengarang membacakan cerpen masing-masing lalu didiskusikan bersama, diidentifikasi kelebihan dan kekurangannya secara kritis, analitis, konstruktif, dan eskretosaentostatitis (opo iki?).

Hasil diskusi adalah berupa saran, revisi, dan perubahan-perubahan seperlunya, namun pengarang boleh mengikuti atau tidak saran-saran revisi tersebut. Dengan babak akhir ditambahi dua cerpen bonus dari Kak BM dan aku, lengkaplah kumcer Ibu dalam Diriku masuk cetak dengan memuat 15 cerpen yang semua keren dan penuh warna-warni.

Cerpenku sendiri berjudul Supermom, yang bergenre drama komedi bernuansa metropop seperti di dalam kumcer Autumn Once More terbitan Gramedia Pustaka Utama (pas mbikin soale baru aja baca buku itu). Cerpen ini bercerita soal seorang cewek yang mengenalkan untuk kali pertama cowoknya kepada sang ibu. Dan ibunya ini punya profesi yang nggak umum, yaitu... (NO SPOILER, baca sendiri!)

Ini proyek cerita keroyokan ketigaku setelah Kumcer Teenlit: Bukan Cupid (Gramedia Pustaka Utama, Februari 2012) dan Pocong Nonton Tivi: Dongeng Literasi Media (Yayasan TIFA & LeSPI, Juni 2012). Proses kreatif yang dilalui sama dengan saat membuat Pocong, yaitu dengan melewati pembedahan bersama. Bedanya, yang ini nggak pakai workshop terlebih dahulu.

Seperti yang sudah-sudah, selalu menyenangkan saat terlibat dalam proyek keroyokan. Selain bisa kenal tokoh-tokoh baru, juga berkesempatan untuk membaca karya-karya dengan taste yang beda-beda, terlebih karena latar belakang para cerpenis sangat beragam. Ada yang anak sekolah (Nadia Agnes Rasheesa & Salwa Paramitha), guru (Ismi Ahsaniyah, Wesiati Setyaningsih, dan Farida D. Emmy), dan juga staf karyawan spa hotel berbintang.

Beda background menghasilkan beda genre yang sangat beragam pula, sejak dari teenlit, melodrama, hingga cerpen sastra. Ibu dalam Diriku pun menjadi salah satu buku antologi cerpen dengan latar belakang pengarang paling beragam yang pernah ada, karena partisipan meliputi guru dan murid bersama-sama, senior dan junior bahu-membahu.

Ibu dalam Diriku juga menjadi buku pertama yang terbit dari komunitas LKW setelah berdiri sejak Mei 2010. Komunitas ini didirikan oleh Kak Nora alias Kak Budi alias Kak Tosin untuk mewadahi masyarakat umum yang ingin belajar menulis secara informal. Aku ikut membantu sejak awal, dan mengkoordinir berbagai event LKW seperti kopdaran rutin dan juga workshop.

Daftar cerpen selengkapnya di buku ini adalah Hari Impian karya Nadia Agnes Rasheesa, Rasa Gendhis (Ama Ristiana), Mata Emak Tertutup Rapat (Wesiati Setyaningsih), Malam Tanpa Mimpi (Ismi Ahsaniyah), Gaun Pengantin (Wien Okta), Tak Sehangat Matahari (Salwa Paramitha), Menunggu Jingga (Mitsalina Maulida Hafizh), Hantu Ibu (Farida D Emmy), (C) Over (D. Nugraheni), Merayakan Kekalahan (Irul Cepu), Pencuri (Eva Kusumasari), Sulaman Bisu (Yuktiasih Proborini), Pada Ibu, pada Mami (Naniek Hastuti), Supermom (Wiwien Wintarto), dan Aku Harus (Terus) Menyanyi (Budi Maryono).

No comments: