Saturday, August 20, 2011

The Unfunniest Comedy


The Unfunniest Comedy berkisah soal Teater Obah, kelompok ekskul teater SMA Negeri 25 Semarang. Oleh pelatihnya, Bimo, grup itu kemudian dipecah menjadi grup lawak yang bernama Ora Obah, beranggotakan empat personel: Vian si tomboi, Ardi, Odi, dan Ruben. Selain para anggota inti, ada pula dua cewek yang ikut sibuk sebagai kru, yakni Rita dan Nena.
Setelah sukses menjuarai kontes Temu Lawak di TBRS, Ora Obah segera dihadapkan dengan berbagai proyek pementasan yang menjanjikan. Salah satunya datang dari Pak Ramzi, pengusaha kaya raya yang akan membawa mereka ke pentas lawak nasional. Masalah timbul ketika Nadia, puteri Pak Ramzi yang juga sekaligus sepupu Ruben, naksir Vian karena dia salah mengira Vian sebagai cowok akibat gayanya yang terlalu tomboi!

Urusan kian rumit oleh masalah percintaan yang kompleks antara Odi, Vian, Ardi, Rita, dan Bimo. Berikutnya ada Danty, kenalan baru Bimo yang mencurhatkan problem percintaannya pada Bimo dan berakhir pada hasutan yang bikin pusing meski tujuan Danty sukses tercapai.
Bimo sendiri, yang tengah dilanda krisis kepercayaan akan cinta, pada akhirnya menemukan apa yang dicarinya selama ini—termasuk hati milik siapa yang sebenarnya paling berarti buatnya.

Trivia:
  • Cerita tentang pembantu gila yang memukuli bapak majikannya sendiri pernah kupentaskan di pensi Agustusan Blok F Genuk Indah tahun 1992 bareng Itok, Rully, dan Ratna Mumpuni. Waktu itu pentasnya meniru model Lenong Rumpi (RCTI), dengan cerita berjudul Jongos Gila.
  • Penerbit Gigih Pustaka betul-betul ada di dunia nyata. Nama lengkapnya Gigih Pustaka Mandiri (kalau disingkat GPM, hendak menyaingi GPU!). Kantornya ada di Jogja, dan itu penerbitan milik Nora Umres.
  • Wira, redaktur sport Tabloid Abege, adalah tokoh utama di novel Rendezvous at 8 (2006). Di novel itu, ia jadian dengan Vida, vokalis band Rendezvous at 8.
  • Dini dan Maya adalah tokoh-tokoh utama di novel Dunia Dini (2007). Dalam cerita itu, mereka mencari Pak Sasongko, mantan kepala sekolah SMA Negeri 25 Semarang yang menghilang misterius.
  • Seto, redaktur resensi film dan buku di Tabloid Abege, akan jadi tokoh utama di novelku berikut, metropop yang berkisah soal lika-liku dunia sinetron Indonesia. Di buku itu nanti, ia akan ketemu dengan Farah, owner Magelang FC yang jadi tokoh utama di novel The Sweetest Kickoff (2009). Apa sajakah yang terjadi pada mereka? Tunggu saja...!
  • Adegan ngudarasa atau monolog yang dibawakan Ruben saat Ora Obah main di kontes Temu Lawak adalah materi standar pembukaan pentas lawak gaya lama dari Srimulat, ludruk, dan grup-grup lawak era 1970 dan 1980-an. Unsur ini sekarang sudah amat jarang dimainkan oleh pelawak masa kini yang menyebut dirinya komedian, dan bukan pelawak.
  • Pelawak Gareng Sumarbagyo sungguh-sungguh ada di dunia nyata. Ia melawak dalam pentas wayang Ngesti Pandowo sebagai Gareng, salah satu dari keempat punakawan pengiring Arjuna. Nama Gareng sangat berpengaruh dalam peta perlawakan Semarang dan Jawa Tengah.
  • SMA Negeri 5 Semarang, sekolah tempat Nadia belajar, adalah sekolahku dulu, hehe...!
  • Meja nomor 13 di Food Court lantai III Java Supermall Semarang adalah tempat nongkrong favoritku kalau pas makan di sana. Sayang sekarang sepertinya layout ruangan di sana sudah tidak seperti dulu lagi.
  • Kafe Watu di Tembalang betul-betul ada di dunia nyata. Letaknya di salah satu bagian ruas Jalan Tirto Agung. Tapi aku belum pernah ke sana...
  • DeltaMed adalah grup media yang bernaung di bawah Taurus Corporation milik Rainie Febri (dari novel The Rain Within, 2005), sedang Helman Communications adalah grup telekomunikasi milik Helman Corporation. Helman Comms dipimpin oleh Wisnu Megantoro (novel Say No to Love, 2007).
  • Buku terbitan Gigih Pustaka yang berjudul Kalo Emang Suka, Tembak Aja! betul-betul ada dan bisa dibeli sungguhan. Pengarangnya adalah Pipiet Abrori, dan merupakan kompilasi dari rubrik konsultasi remaja Dear Mbak Pipiet yang muncul di edisi Minggu Suara Merdeka bertahun-tahun yang telah lalu...
  • Kafe Monki di kawasan Pleburan, Semarang, adalah tempat bertemu Elan dan Rain di novel The Rain Within, saat Rain menyerahkan gift berupa mug.
  • Dalam novel ini, kampus Undip masih berlokasi di kawasan Pleburan, tak terlalu jauh dari Simpanglima. Sekarang seluruh areal kampus Undip telah dipindah ke lokasi baru di Tembalang, yang terletak di Kota Atas di dekat Banyumanik.

No comments: