Wednesday, July 22, 2009

The Sweetest Kickoff




Tak ada yang lebih mengejutkan ketimbang sebuah warisan yang aneh. Farah mengalami itu saat menerima peninggalan khusus dari kakeknya yang baru saja meninggal dunia, berupa Magelang FC, sebuah klub sepakbola profesional yang berlaga di Divisi II Liga Indonesia.
Klub bola atau apapun, sebenarnya yang ia perlukan hanya sarana untuk membuatnya bisa sedikit lebih serius dan bertanggung jawab terhadap hidup. Kebiasaannya ngedugem dan beredar dari satu pesta jet set ke pesta lainnya membuat semua orang gerah. Mereka berharap Magelang FC akan memberi arah baru pada kehidupannya dan membuatnya berhenti menghambur-hamburkan uang—apalagi karena semua itu bukan duitnya sendiri.

Sayang semua tak berjalan semulus yang direncanakan. Selain nol besar soal sepakbola, sifatnya yang semau gue dan gampang naik darah mengacaukan hari-hari awal pekerjaan barunya sebagai owner klub. Bahkan ia langsung terlibat perang dingin dengan Danu, mantan pesepakbola nasional yang direkrut menjadi pelatih baru Magelang FC.
Namun bagaimanapun juga tugas berat untuk menyelamatkan klub dari jurang degradasi ke Divisi III tetap harus dilaksanakan. Dan untuk pertama kalinya dalam hidup, Farah harus pusing mengurusi orang lain, bukan dirinya sendiri.
Ada Achie yang kasmaran pada Danu tapi takut bakal kena “amnesia perasaan”, ada Agus yang membuatnya jatuh suka tapi sayangnya sudah unavailable, Richard yang benci setengah mati padanya dan tak pernah pulang ke rumah, serta juga Danu yang takut bangkit lagi dari reruntuhan masa lalu yang suram.
Tapi sebagaimana yang selalu tertulis di kartu-kartu ucapan, what doesn’t kill you only makes you stronger. Itu berlaku pula buat Farah.
Trivia
· Ini adalah novel kedua yang berkisah soal sepak bola setelah The Rain Within (2005).
· Achie dalam novel ini adalah Achie yang sama di novel Dunia Dini (2007). Demikian pula di sini muncul keluarga Perdana, pemilik perusahaan multinasional Buttercup Indonesia, yang juga muncul di Dunia Dini. Di novel itu, Achie tengah kuliah master di Undip, sebagaimana yang diceritakan di The Sweetest Kickoff.
· Di dunia nyata, klub bola Kota Magelang masih PPSM, yang kini berubah nama jadi PPSM Sakti dan berlaga di Divisi I Liga Indonesia.
· Quotes yang kutampilkan di bagian muka adalah nukilan lagu Thank You for Being a Friend dari Cindy Fee. Lagu ini adalah opening tune dari serial komedi The Golden Girls, yang dulu pada tahun 1990 kutonton lewat TV3 Malaysia. Lagunya bisa diunduh di sini.
· Farah “bertetangga” dengan adikku, Dahono, di Pondok Cabe, Tangerang. Tepatnya di Lembah Pinus perumahan Modernhill, tempat aku ber-home base tiap kali nongkrong di Jakarta.
· Ide nama Agus muncul dari begitu banyaknya orang bernama ini di perumahan tempat tinggalku, Griya Payung Asri, Pudakpayung, Semarang. Di sini ada Agus Riyanto, Agus “Beras”, Agus “Tentara”, dan masih banyak lagi.
· Ide orang ngomong full Inggris datang dari Okta dan konconya, Chou, yang tiap ngobrol berdua pasti pake bahasa Inggris untuk memfasihkan diri.
· Rondho royal adalah sejenis snek tradisional kawasan Semarang, Kendal, dan sekitarnya. Rondho (randha) artinya janda. Royal speaks of itself. Nggak tau juga kenapa makanan itu dinamai demikian. Dan lucunya, macam Farah, aku juga belum pernah melihat atau merasakan rondho royal!
· Tokoh Ika Kulkas bener-bener ada di dunia nyata. Dia adalah salah seorang member Loenpia.Net, komunitas blogger Semarang. Tinggalnya di Pringapus, Kabupaten Semarang, dan ngetop berkat website-nya, Koolsonic.
· Restoran Selera Kuring tempat welcome dinner pemilik baru Magelang FC bener-bener ada. Letaknya di dekat Terminal Bus Magelang di Jl Soekarno-Hatta. Lucunya, aku belum pernah makan di situ, jadi semua setting tempat di resto itu murni khayalan (mesakke…!). Aku juga nggak tahu apa di sana beneran ada kolamnya atau nggak!
· Seragam kaos biru-putih zebra, celana hitam, dan kaos kaki putih adalah kostum klub Sheffield Wednesday FC, yang kini berlaga di Championship Division, Liga Inggris.
· Tony Parsons, yang novelnya dibaca Achie, adalah novelis yang jadi tokoh panutan Dewie Sekar dalam bernovel. Aku baca ini di blognya pada zaman dahulu kala.
· Desa Gedongan di Borobudur, Magelang, memang bener-bener ada. Desa ini terletak di tepi Kali Sileng. Rumah tempat biasanya aku mudik persis berlokasi di tepi sungai itu. Nora Umres pernah satu kali ke sana, dan katanya mau nginep, tapi sampai sekarang belum juga dilaksanakan dengan sepenuh hati!
· Dokter Andori, yang merawat Farah selama di Gedongan, juga bukan tokoh fiktif. Dia adalah dokter langganan dan sekaligus sahabat dekat almarhum Bapak dulu. Tempat prakteknya persis di jantung kota Borobudur, dekat dengan pintu masuk ke kawasan parkiran Taman Candi Borobudur.
· Panggilan “Bu”, “Mbak”, dan “Tante” yang serba disalahkan adalah salah satu teknik dagelan Srimulat. Dulu teknik itu dimainkan dengan sempurna oleh Indri dan almarhum Timbul. Waktu jengkel karena memanggil apapun jatuhnya selalu salah, Timbul menukas jengkel “Jadi gini, wong edan…!”
· Ide manajer (pelatih) merangkap pemain kuambil dari kiprah Dennis Wise pas jadi player-manager di klub Millwall tahun 2003-2005. Bedanya, dulu Wise bermain penuh sepanjang pertandingan dan tak hanya jadi pemain pengganti. Adegan lucu terjadi tiap kali Wise menyuruh asisten manajer untuk mengganti dirinya dengan pemain lain.

2 comments:

Unknown said...

halo, mas Wiwien..saya sudah baca 2 novel anda. Semuanya bagus lho. Makasih sudah mampir ke blog saya.

wiwien wintarto said...

sama2. terus baca! ini akan ada yg muncul lagi, hehe...