Tuesday, September 18, 2007

Say No to Love


Novel ini berkisah soal pasangan bos dan sekretaris bernama Wisnu dan Dewi. Wisnu adalah Presiden Direktur Helman Communications, sebuah perusahaan telekomunikasi dan hiburan multinasional. Ia juga merupakan putra sulung Rijanto Helman, CEO Helman Corporation, induk perusahaan Helman Comm. Hidup Wisnu berubah saat ia menerima Dewi yang rookie dan masih hijau sebagai sekretarisnya.
Iseng, ia memelonco Dewi pada hari pertama gadis itu masuk kerja. Tak disangka, Dewi marah dan mengamuk sejadinya gara-gara peloncoan itu. Wisnu yang merasa bersalah pun lantas minta maaf dengan cara yang sangat spektakuler. Dan awalan yang agak aneh itu lantas membawa hubungan mereka ke titik yang juga tak terduga-duga.

Lebih dari sekadar bos dan sekretaris, keduanya segera saja menjadi akrab dan dekat mirip sepasang sobat pada masa sekolah atau kuliah. Tak hanya itu, pembawaan Dewi yang ceria dan berbagai keahlian serta minatnya membawanya diterima dengan cepat oleh keluarga Helman.
Maka, berbagai rumor, gosip, selentingan, dugaan, dan tuduhan soal kedekatan mereka pun merebak. Hampir semua orang sepakat bahwa mereka harus jadian, karena keakraban mereka membuktikan bahwa keduanya memang sama-sama pas satu sama lain.
Lucunya, Wisnu dan Dewi sendiri justru cuek bebek dan menganggap semuanya angin lalu. Mereka sama-sama nggak menemukan chemistry dan special feeling yang membuat keduanya harus bergerak lebih dalam daripada sekadar pertemanan biasa.
Namun ketika kisah cinta masing-masing akhirnya kandas—dan sama-sama kena batunya oleh cinta—, mereka pun dihadapkan pada satu kenyataan yang amat sukar ditelaah. Jika memang sudah sama-sama cocok dan perfect for each other, masih perlukah cinta menjadi bumbu dan alasan untuk bersatu?
Trivia:
Judul-judul bab dalam buku ini memakai kalimat dan frase-frase dalam bahasa Latin yang selama ini dijadikan motto, semboyan, pandangan hidup, atau slogan dari berbagai organisasi, lembaga, sekolah, dan universitas di seluruh dunia.
Ungkapan “Gedhang kawak, dhele kawak… wong liya dadia sanak!” berasal dari tetembangan dalam lakon Gara-gara (dagelan Petruk-Gareng cs) salah satu pentas mendalang wayang kulit Ki Hadisugito yang kudengar sekitar tahun 1985-an. Tembang itu berjudul Lepetan. (Lepet=sejenis snek Jateng & Jogja yang berbentuk mirip lemper) Dalam Gara-gara itu, Bagong bernyanyi memelesetkan liriknya menjadi “Gedhang kawak, dhele kawak… wong liya dadia sambel!”.
Kaset Romantic Jazz yang diobrolkan Dewi dan Pak Helman dalam pertemuan pertama mereka adalah kaset jazz favoritku. Dan lagu Angela II-nya Charnett Moffett juga merupakan lagu favoritku dari album itu. Aku membeli kaset itu pada bulan Desember 1992 dan hingga sekarang masih ada. Masih rajin kuputer meski kualitas suaranya sudah menurun termakan usia.
Nomor ponsel Pak Helman yang ia diktekan pada Dewi di halaman 101 adalah nomor ponselku. Itu satu-satunya nomor HP yang kupunya sejak 2001 sampai sekarang (lain dari orang-orang, aku nggak hobi ganti atau nambah nomer HP). Itupun bukan nomer baru karena aku beli dari Jatmiko, temanku, seharga Rp 150 ribu. Di buku, tiga digit terakhir dihapus oleh Mbak Ike, editor GPU. Padahal dibeberkan terang-terangan pun nggak papa. Tiga digit terakhir itu adalah “094”.
Novel teenlit bersampul biru cerah yang diambil dan dibaca-baca Dewi di TB Gramedia sebelum bertemu Pak Helman adalah Kok Jadi Gini?, novel pertamaku yang memang berkaver biru.
Rumah makan Padang Sederhana tempat makan Dewi dan Pak Helman sesudah belanja buku di TB Gramedia betul-betul ada. Letaknya di Jalan Pandanaran, Semarang, dan kondisinya tak sesederhana namanya.
Wartel Boing tempat makan duren Wisnu dan Reva benar-benar ada. Letaknya di Kecamatan Jambu, Ambarawa, di ruas jalan utama Semarang-Magelang. Warung itu jadi langganan hang out-ku bareng tim Kantin Banget Suara Merdeka tiap kali roadshow ke arah selatan.
Fany yang ditemani Dewi menjaga front desk stand Indonesia di Malaysia International Trade & Commmerce Expo adalah Fany temanku si dedengkot Loenpia.Net (http://faniez.net/blog). Fany yang asli juga tinggal di Jalan Barito, Semarang, dan ortunya punya bisnis travel agent. Tapi Fany yang asli kuliahnya nggak di Kuala Lumpur.
Anita pacar Reva yang menemui Dewi di Kampung Laut adalah Anita editor fiksi Tabloid Abege yang membantu penyelidikan Dini dan Maya dalam Dunia Dini, sedang Rizal Anggodo yang merupakan sepupu Dewi adalah Rizal sahabat Rio yang dalam Dunia Dini naksir Maya tapi sekaligus jatuh cinta pada Dini.
Ending cerita di mana si cowok mendatangi rumah si cewek pada pagi dini hari terilhami ending film As Good as It Gets. Bedanya, jika Carol Connelly (Helen Hunt) dan Melvin Udall (Jack Nicholson) lantas jalan-jalan untuk nyari kedai roti yang buka paling pagi, di sini Dewi dan Wisnu lantas masuk rumah untuk nonton DVD dan lantas sahur bareng.
Goof:
Pada sekitar bulan September-Oktober, Wartel Boing tak mungkin menyajikan duren, karena musim duren berlangsung antara Januari hingga April. Sesudah musim duren berakhir, Wartel Boing ganti berjualan kelapa muda.

9 comments:

hearttoheart said...

hai bung wien,salam kenal dari saya,cerita novelnya sangat membumi,tentang cinta sebuah komedi kehidupan tanpa dendam dan kebencian,dan memang sangat realita...saya tertawa saat baca pertemuan antara bos dan sekretaris yang didahului dengan plonco seperti jaman OSPEK tapi yang plonco kena batunya...:)dan kejadian berikutya yang mengalir tanpa rencana dan tanpa disadari telah terjadi connecting"L.O.V.E.".ceritanya banyak kiasan jawa(love first sight,slow down just let it flow).saya sangat setuju dengan tulisan bung wien jangan sampai cinta memperbudak kita dan kehidupan kita, tapi kita tidak tahu kapan cinta itu datang dan pergi?kita tidak bisa menolak garis kehidupan kalau sang pencipta membentuk mahluknya berpasangan...bung wien kalau bisa bikin FTV ya..dong dan kalau bisa bikin trilogi ya ,saya tunggu..tx

Anonymous said...

Bukunya keren mas!
aku baca aja sampe 2 kali hasil minjem sama Niea. hehehe..

Jarang-jarang lho aku mau baca novel sampe 2 kali dalam waktu yang berurutan. Jadi bisa aku sandingkan sama Area X deh.. :)

Btw, namaku kok gak disebut di daftar Loenpia.Net??? huhuhuhuhu....

wiwien wintarto said...

buat agenda: thank you udah baca. makhluk berpasangan itu pasti. terkena cinta itu juga pasti. hanya saja jangan sampe cinta memperbudak kita dan menyeret kita melakukan hal yg tidak2.
dibikin FTV? sapa takut? masalahnya, apa MD Entertainment, SinemArt, atau Indika Ent tertarik dg cerita yg "terlalu membumi" dan nggak ada adegan orang jahat marah2 seperti ini? hehe..
dibikin trilogi? boleh juga itu. Say No to Love: The Two Lovers, lalu Say No to Love: Return of the Lovers, hahaha...!!

buat yogie alias pleki alias musang mesum: sorry, yog... aku lali. buku berikutnya... promise! thanks udah baca sampe 2 kali. ta-hownya manaaa??

hearttoheart said...

bung wien thanks ya dah jawab kommenya,"semuanya bisa ala biasa" bukannya para movier kita suka echolalia(latah maksud e)kalau cerita dewasa dibuat seperti teenlit kan belum ada,yang penting unsur kehidupan dewasa tidak hilang,karakterya semua protogonis tidak antagonis kan enak...:)gak cape hati...aku dukung deh bung:o,Btw bung aku di beri tips singkat dong cara tuangin pikiran dalam bentuk tulisan,kadang mandek.maturnuwun sanget n' Horas.

sesy said...

mas, dah mulai suka harlequin po? kok jd bikin inget novel2 romantis gt ya???

wiwien wintarto said...

agenda: cara terbaik nulis adalah seperti petuah Om Daktur Kantin Banget Suara Merdeka, yaitu "kalo pengin nulis, ya nulis aja!". jadi jangan nunggu bisa nulis baru nulis. kita lama2 akan belajar sambil jalan cara nulis yg baik.

crescenet: no comment. el inspiro dello cella quatta vir diomaz (oppooo iki??)

sesy: ini ceritanya kan lagi ngobyek! hehe...

Anonymous said...

mas wiwin,,,q suka banget sama say no to love,,,
keren banget pokoknya,,,
kalo say no to love dijadikan film,,,
wah.,,,pasti laris manis tu mas...
cz ceritanya emang penuh pelajaran bgt,,,
khususnya pelajatan wad anak2 muda,,,

mas,,pokoknya tag tgu sambungan ceria say no to love,,,

aini said...

mas ww ...novel ini sangat sangat aku suka,sangking sukanya sampai aku kirim ke cina untuk di baca temen..dan sekarang aku pingin baca lagi..*ada yang mau bagi???

wiwien wintarto said...

@agenda: makasih udah baca. yap, memang betul. kita tak tahu kapan cinta datang & pergi. itulah misteri kehidupan. bikin FTV? ah andai bisa, saya akan senang sekali... :D