Monday, September 19, 2005

The Rain Within (2005)

Rilis: Agustus 2005
Penerbit: Elex Media Komputindo, Jakarta
Tebal: 225 halaman
Genre: Drama/comedy/romance

Bagi saya, sepakbola lebih dari sekadar hobi. Ia adalah sumber inspirasi, motivasi, dan tempat untuk belajar tentang sportivitas, kejujuran, dan semangat kebersamaan. Karena itu, dalam The Rain Within, saya membuat sepakbola menjadi simbol perjuangan hidup. Hidup yang harus diperjuangkan.
Buku ini bertutur tentang Elan, pemain yunior PSIS Semarang yang dipinjamkan ke Persikas Kabupaten Semarang. Diramal punya masa depan cerah, Elan justru meninggalkan impian bolanya ketika ia membuat kesalahan fatal yang membuat Persikas gagal promosi ke Divisi I Liga Indonesia.

Di tengah keterpurukan itu, ia justru bertemu lagi dengan Wening, cinta masa lalunya. Ironisnya, saat ia sendiri sedang butuh pertolongan, Wening justru datang dengan segepok masalah gede yang membuat hidupnya limbung. Dan satu-satunya tempat ia bisa minta tolong hanyalah Elan.
Kemudian, Elan bertemu dengan gadis lainnya lagi, Rainie. Cewek mungil yang misterius ini mati-matian mensuport Elan agar menemukan kembali keberaniannya untuk menggocek bola lagi. Nggak cuman ia berhasil membuat Elan balik lagi ke lapangan hijau, Rainie juga memberi Elan sesuatu yang sangat berharga: another life, another future!
The Rain Within saya tulis dengan twist and turn yang sangat heboh, mirip pertandingan bola Liga Inggris yang berakhir dengan skor 4-4, 4-3, atau 3-3. Versi asli cerita ini berjudul Rain dan cuman nampilin Elan dan Rainie tok, setebal hanya 120 halaman. Tapi kemudian Elex Media mengganti format Teen’s Heart menjadi lebih tebal dari 200 halaman.
Menambah sebuah novel sebanyak 100-an halaman sama aja dengan bikin satu novel baru. Akhirnya kendala ini saya akali dengan menambahkan satu tokoh baru, yaitu Wening, dan satu subplot baru, tentang masalah Wening dengan Yoga, cowoknya, yang cemburuan dan sangat posesif. Untung akhirnya jadi juga…
Buku ini aslinya merupakan modifikasi dari novel lawas saya dari tahun 1993 yang berjudul Intan. Tokoh utamanya saat itu adalah Intan (diambil dari nama sobat saya di SMA 5 Semarang, Intan Wijayanti…). Setelah sekian lama ide “cewek misterius” terpendam, akhirnya saya masukkan plot itu ke dalam cerita sepakbola Elan.
Yang paling berkesan dalam proses pengerjaan novel ini adalah saat saya menuliskan “Hidup baru berharga bila diperjuangkan. Menang atau kalah ada di tangan Tuhan. Karenanya marilah rayakan perjuangan!”…

2 comments:

E. D said...

minta resensinya...
minta....
minta...
males buatnya....
g tau bikinnya...

Teguh Yuwono said...

Ini mas atau mbak Wiwien ya?

Salam kenal aja, saya Teguh Yuwono. Saya tertarik dengan kalimat yang menyebut nama INTAN WIJAYANTI. Dulu saya pernah punya temen SMA di SMAN 2 KLATEN namanya sama. Tapi dia pindah ke Semarang dan gak pernah tahu lagi dimana dia sekarang. Mungkin mas/mbak Wiwien tahu kabarnya Mbak Intan yang lulusnya th 1990, kan!?
Terima kasih.